A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Aspek
teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan pengoperasiannya setelah proyek
tersebut selesai dibangun.[1]
Studi
kelayakan Aspek teknik dan teknologi mulai dilakukan Setelah aspek pemasaran
telah dilakukan studi kelayakan bisnis dan dinyatakan bahwa proyek atau bisnis
tersebut layak dari segi pemasaran. Selanjutnya hal yang perlu dilakukan yaitu
dengan melakukan studi kelayakan aspek teknik dan teknologi yang meliputi
strategi produksi dan perencanaan produk, proses pemilihan teknologi untuk
produksi, penentuan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layoutnya
serta letak usaha dan layoutnya, rencana operasional jumlah produksi, rencana
pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, dan pengawasan kualitas
produk baik dalam bentuk barang ataupun jasa.
Pemilihan
terhadap jenis teknologi yang digunakan juga perlu dijelaskan, baik mengenai
jenis jumlah dan ukuran bila diperlukan serta alasan-alasan dalam pemilihan,
dihubungkan dengan masalah yang dihadapi disamping investasi lainnya.[2]
Tujuan
studi kelayakan bisnis aspek teknik dan teknologi adalah untuk memastikan
apakah secara teknis dan pilihan teknologi tertentu, rencana bisnis dapat
dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik ada saat pembangunan proyek
maupun operasional rutin.[3]
Rumusan
Masalah :
§
Apa saja yang dianalisa dalam melakukan studi
kelayakan aspek teknik dan teknologi?
Dari
rumusan masalah diatas maka penulis akan membahas tentang poin-poin yang perlu
dianalisa dari aspek teknik dan teknologi.
B. PEMBAHASAN
- Penentuan Strategi Produksi dan Perencanaan Produk
Agar
jasa dapat memenuhi kebutuhan konsumennya, sebelum melempar jasa ke pasar,
biasa nya perusahaan lebih dulu melakukan kegiatan penelitian, seperti
penelitian pasar dan pemasaran. Berdasarkan masukan yang diperoleh dari
penelitian pasar dan pemasaran ini, ditetapkanlah macam-macam produk sebagai
alternatif. Mengacu pada produk ini akan dikaji pula kaitannya dengan
aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan, SDM, dan lainnya.[4]
Setelah
beberapa alternatif ide produk tersaring, selanjutnya akan dikaji produk
(beberapa produk) apa yang menjadi prioritas untuk diproduksi. Biasaya,
penetapan produk (produk-produk) tersebet dilakukan melalui beberapa tahapan
pekerjaan. Tahapan pada umumnya dimulai dengan penetuan ide produk. Setelah
itu, pembuatan desain produk awal untuk berikutnya di tindaklanjuti dengan
pembuatan prototipe. Selanjutnya, jika prototipe dinyatakan baik, tahapan
berikutnya adalah mengimplementasikan dengan memproduksinya. Jadi, proses
desain adalah suatu proses yang berulang. Informasi baru yang diberikan oleh
pemakai dapat dimanfaatkan untuk menemukan cara-cara meningkatkan desain,
misalnya untuk penghematan biaya produksi ataupun untuk mencapai sasaran
kualitas. Selanjutnya, berdasarkan desain yang ditetapkan tersebut, perencanaan
proses produksi dilakukan dengan menetapkan rincian spesifikasi pross serta
urusan secara cermat.[5]
- Proses Pemilihan Teknologi untuk Produksi
Teknologi
untuk memproduksi barang maupun jasa telah dan terus berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman. Kemajuan teknologi hendaknya berdampak efisiensi yang tinggi
dalam proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula.
Namun, selain terdapat keuntungan-keuntungan adapula kelemahan-kelemahan dalam
hal perkembangan teknologi ini. Misalnya, perkembangan teknologi belum tentu
cocok dengan lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan exsternalnya.[6]
Suatu
produk tertentu biasanya dapat diproses dengan lebih dari satu cara. Dengan
demikian, teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara jelas. Patokan
umum dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derjat mekanisasi
yang di inginkan da manfaat ekonomi yang diharapkan. Beberapa kriteria lainnya
adalah kesesuaian dengan bahan yang dipakai, keberhasilan pemakain teknologi di
tempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan
kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan.[7]
Pemilihan
teknologi proses produksi berarti memilih proses menghasilkan produk atau
pelayanan, termasuk jenis teknologi dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya. Setelah keputusan pemilihan dijatuhkan, tindakan selanjutnya adalah
menentukan denah, jenis peralatan, fasilitas penunjang, dan desain engineering
yang diperlukan.
Pada
dasarnya dikenal dua jenis teknologi proses produksi, yaitu :[8]
§
Proses Kontinu
Proses ini umumnya
dimaksudkan untuk menghasilkan volume output yang besar. Karena sifat
operasinya yang berulang-ulang, maka dapat dicapai optimasi dan efisiensi yang
tinggi dalam peggunaan sumber daya, baik peralatan maupun tenaga kerja. Contoh
: pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan keperluan sehari-hari, seperti
pesawat televisi, mesin cuci dan lain-lain. Industri-industri seperti kilang
minyak, pupuk juga menerapkan proses kontinu
§
Proses Intermitten atau Batch
Proses ini
digunakan bila pabrik menangani bermacam-macam proses yang berbeda. Misalya
satu set rangkaian peralatan tertentu disusun untuk memroses satu agregat atau
batch produk tertentu, kemudian dihentikan dan di set kembali untuk memroses
jenis produk lain yang berbeda. Peralatannya terdiri dari mesin-mesin yang
berfungsi multipurpose sehingga lebih fleksibel, yaitu dapat memenuhi lebih
dari satu variasi produk.
Ada berbagai macam faktor perlu
dipertimbangkan dalam memilih jenis teknologi, yaitu:[9]
Pertama, jenis teknologi yang diajukan
harus dapat menghasilkan mutu produksi yang dikehendaki pasar. Kedua, teknologi
tersebut harus cocok dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai
kapasitas produksi ekonomis yang telah ditentukan.
Pilihan jenis teknologi juga akan
dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan pembantu
yang diperlukan untuk penerapannya. Dalam studi kelayakan proyek hendaknya
diperhatikan pula jenis dan jumlah tenaga ahli, bahan baku dan pembantu
tersebut serta kemungkinan pengadaan dan biayanya, baik untuk jangka pendek
maupun panjang.
1. Faktor pengadaan teknologi
Untuk
proyek-proyek seperti ini faktor pengadaan teknologi, termasuk tenaga ahli
tidak terlalu sulit; yang perlu diperhitungkan oleh pemilik proyek hanyalah
penyediaan tenaga lokal yang akan menerima pendidikan dari tenaga ahli produsen
mesin. Dalam hal ini faktor pengadaan teknologi berikut tenaga ahlinya harus
benar-benar diperhitungkan, termasuk jumlah biayanya.
Bilamana
teknologi yang diperlukan harus diperoleh dari perusahaan lain, perlu pula
diteliti cara pengadaan mana yang paling manguntungkan. Secara umum hak patent
dapat diperoleh dengan tiga macam cara yaitu, menyewa, membeli dan mendirikan
perusahaan patungan dengan pemilik patenr. Diantara pemilik dan penyewa akan
diatur hak penggunaan teknologi dan pengalihan keahlian tertentu dengan syarat-syarat
yang disetujui kedua belah pihak. Di dalam perjanjian sewa-menyewanya akan
dicantumkan dengan jelas dan terperinci batasan teknologi yang disewakan seperti,
garansi dari pemilik, tanggung jawab penyewa, jumlah penyewa, jumlah biaya
penyewaan, jangka waktu perjanjian serta jenis bahan, peralatan dan tenaga ahli
yang diperlukan.
2. Pemilihan mesin dan peralatan
Pemilihan
mesin dan peralatan seta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali.
Keadaan tersebut menjadi lain bilamana pengadaan teknologi dan mesin harus
dilakukan secara terpisah. Macam-macam faktor non teknologis yang lainnya:
(a) Keadaan infrastruktur dan fasilitas pengangkutan mesin dari
tempat pembongkaran pertama sampai ke lokasi proyek.
(b) Keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin dan
peralatan yang ada di sekitar lokasi proyek.
(c) Kemungkinan memperoleh tenaga ahli yang akan mengelola mesin
dan peralatan tersebut.
3. Gedung dan bangunan lain
Berdasarkan
penentuan jenis teknologi dan mesin serta peralatan yang akan digunakan,
disusunlah perkiraan jumlah biaya yang diperlukan untuk membangun gedung pabrik
serta bangunan lain yang diperlukan. Dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
untuk biaya kebutuhan dana pembangunan gedung yaitu:
(1) Biaya pematangan tanah;
(2) Biaya pembangunan gedung terdiri dari gedung pabrik, kantor
gudang, ruangan rekreasi dan perumahan karyawan inti (jika diperlukan)
(3) Biaya pembangunan pagar, selokan, jalan, tempat parkir,
penerangan, instalasi untuk menetralkan limbah dan sebagainya.
- Penentuan Kapasitas Produksi
Kapasitas
didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk
berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input)
atau keluaran (output). Contoh kapasitas dari masukan (input),
misalnya adalah kapasitas suatu perguruan tinggi dapat dilihat dari
kemampuannya untuk menampung mahasiswa; kapasitas mesin komputer didasarkan
pada jam kerja operasi per harinya. Contoh kapasitas dari keluaran (output)
misalnya, pabrik tempe di ukur dari kemampuannya meghasilkan tempe; kapasitas
perusahaan jasa rekrument ditentukan dalam penyeleksian calon karyawan.[10]
Kapasitas
produksi ekonomis adalah volume atau jumlah satuan produk yang dihasilkan
selama satuan waktu tertentu misalnya satu hari, bulan atau tahun secara
menguntungkan. Menentukan kapasitas produksi ekonomis bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah, namun penting peranannya karena hasil yang ditentukan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi operasi proyek yang akan
didirikan. Di dalam kegiatan ini diperlukan kerjasama yang erat antara para
teknis dan ekonom. Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan
perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan
jumlah penjualan produk di masa yang akan datang, kemungkinan pengadaan bahan
baku, pembantu dan tenaga kerja inti dan tersedianya mesin dan peralatan di
pasar (dalam atau luar negeri).[11]
Ada
kemungkinan besar produk yang akan dihasilkan masih merupakan barang baru di
masyarakat; oleh karenanya dibutuhkan tahap pengenalan dan pembinaan pasar
terlebih dahulu. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah walaupun pada
tahun-tahun awal operasi belum dipergunakan kapasitas optimal, hendaknya
diperhitungkan agar kapasitas produksi awal yang dipilih masih lebih besar dari
perkiraan permintaan produk selama masa tersebut. Strategi ini diperlukan agar
proyek dapat mengikuti perkembangan permintaan pasar secara cepat, yang berarti
pula dapat menjaga agar saingan baru tidak mudah memperoleh kedudukan di pasar.
Untuk menjaga agar proyek tidak merugi karena strategi ini, maka hendaknya
diperhitungkan agar jumlah kelebihan kapasitas produksi masih di bawah tingkat
titik impas (break even point) proyek yang direncanakan.[12]
- Lokasi Usaha dan Layout
Ø Lokasi Usaha
Ada
tiga faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan penentuan lokasi yaitu:[13]
(1) Strategi pemerintah dalam pembangunan proyek industri.
Pemerintah, baik tingkat pusat maupun
daerah mempunyai peranan tertentu dalam menunjang pembangunan industri dalam
negeri. Peranan tersebut berupa dukungan, bimbingan ataupun pemberian
keringanan dan fasilitas yang kadangkala dikaitkan dengan kegiatan investasi
proyek di daerah-daerah yang ditentukan.
(2) Bobot pengaruh letak daerah pemasaran produk dan sumber
bahan baku terhadap efisiensi operasi proyek.
Pusat daerah pemasaran produk dan sumber
bahan baku mempunyai pengaruh yang berlainan pada tiap jenis industri. Ada
industri yang memerlukan lokasi di dekat pusat pemasaran produk, ada jenis lain
yang perlu berdekatan dengan sumber bahan baku. Cara yang paling sederhana
dalam menentukan lokasi proyek sehubung dengan letak pasar dan bahan baku,
adalah memperbandingkan kemudahan dan biaya pengangkutan bahan baku ke pabrik
dengan barang jadi dari pabrik ke pusat pemasaran.
(3) Faktor lingkungan setempat.
Kondisi infrastruktur lokasi yang diteliti
merupakan salah satu faktor utama yang harus diperhatikan sebelum menentukan
pilihan. Dalam banyak hal kondisi infrastruktur juga akan mempunyai saham atas
besar kecilnya jumlah biaya yang diperlukan untuk membangun proyek secara keseluruhan.
Faktor pengadaan tenaga kerja ahli dan
terlatih merupakan aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi. Di samping infrastruktur dan lingkungan seperti yang diuraikan di atas
ada dua faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum menentukan letak pabrik,
yaitu harga tanah serta biaya persiapan dan pematangan tanah sehingga siap
untuk ditempati.
Bagi
bisnis jasa, letak lokasi fasilitas jasa dapat di bagi dua. Pertama:
pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa, seperti pasien datang ke tempat
praktek dokter. Kedua: penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil
pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran. Penentuan lokasi fasilitas jasa
perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah dan dapat diakses oleh
konsumen, lalu lintas orang-orang, kepadatan dan kemacetan lalu-lintas, tempat
parkir yang memadai, dapat diperluas, lingkungan yang mendukung usaha,
kesesuain dengan lokasi pesaing, dan izin lokasi dari pihak berwenang.
Ø Layout
(Tata Letak)
Tujuan
utama layout adalah optimalisasi pengaturan fasilitas-fasilitas operasi
sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi menjadi maksimum. Berbagai
pola layout seperti layout fungsional, layout produk, layout kelompok, layout
posisi tetap dapat diterapkan dalam perusahaan. Namun yang terpenting dari
penentuan layout adalah memenuhi tujuan utama sebagaimana tersebut diatas.[14]
Adapun
kriteria yang dapat digunakan untuk menilai layout pabrik menurut Suad Husnan
dan Swarsono sebagai berikut :[15]
§
Adanya konsistensi dengan teknologi produksi
§
Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari
proses satu ke proses yang lain.
§
Penggunaan ruangan yang optimal
§
Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan
penyesuaian maupun ekspansi
§
Meminimalisasi biaya produksi dan memberikan
jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja.
Bagi
bisnis jasa, tataletak (layout) fasilitas jasa yang tersedia akan berpengaruh
pada persepsi pelanggan atas kualitas suatu jasa. Jadi, persepsi pelanggan
terhadap suatu jasadapat di pengaruhi oleh suasan yang dibentuk oleh eksterior
fasilitas jasa tersebut, sehingga tataletak dan lingkungan tempat penyampaian
jasa penting diperhatikan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tataletak
fasilitas jasa meliputi:[16]
o
Pertimbangan spasial. Maksudnya adalah aspek-aspek
seperti simetri, proporsi, tekstur, warna, dan lain-lain hendak
dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk memancing respons
intelektual maupun emosional para pemakai atau orang yang melihatnya.
o
Perencanaan ruangan. Unsur ini memiliki perancangan
interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam
ruangan, desain aliran sirkulasi, dan lain-lain.
o
Perlengkapan/perabotan. Unsur ini memiliki
berbagai fungsi, antara lain sebagai tolak ukur status pemilik atau
penggunanya.
o
Tatacahaya. Unsur ini selain berfungsi sebagai
penerang ruangan, hendaknya juga memperhatikan aktivitas-aktivitas yang
dilakukan diruangan tersebut agar sesuai dengan persepsi penyedia jasa dan pelanggan mereka.
o
Warna. Banak orang yang menyatakan bahwa warna
memiliki bahasanya sendiri karna dapat menggerakkan prasaan dan emosi. Dengan
begitu, pemilihan warna untuk ruangan menjadi penting.
o
Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis.
Aspek-aspek penting dan saling terkait dalam undur ini adalah penampilan visual,
penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan
bentuk perwajahaan lambang atau tanda yang digunakam untuk maksud tertentu
(misalnya penunjuk arah/tempat, keterangan/informasi, dan sebagainya).
Dalam
industri jasa, desain dan tata letak fasilitas jasa erat hubungannya dengan
pembentukan persepsi pelanggan. Hal ini dapat gilirannya akan berpengaruh
terhadap kualitas jasa tersebut di mata pelanggan. Misalnya, pelanggan yang
ingin mencari kenyaman suasana dalam menikmati hidangan di restorant akan lebih
menyukai restorant yang desainnya menarik. Ada beberapa faktor utama yang
berpengaruh dalam desain fasilitas jasa, seperti:[17]
·
Sifat dan tujuan perusahaan itu sendiri, karna hal
ini akan menentkan berbagai persyaratan desainnya.
·
Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang dan
tempat dmana jasa akan ditawarkan.
·
Fleksibilitas desain apabila volume permintaan
yang berunah-ubah dan spesifikasi jasa yang cepat berkembang
·
Faktor estetis, penataan ang rapi dan menanrik
pada fasilitas jaa akan dpat meningkatka sikap positif pelanngan terhadap suatu
jasa.
·
Masyarakat dan lingkungan skitar fasilitas jasa
berpengaruh terhadap perusahaan, baik secara positif maupun negatif dlihat dari
sisi perusahaan
·
Biaya kontruksi dan operasi serta sumber daya
lain.
- Rencana Operasional Jumlah Produksi
Aktifitas
produksi hendaknya direncanakan dengan baik, sehingga jumlah produksi yang
dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam industri jasa, ada
beberapa faktor utama yang mempengaruhi perencanaan jumlah produksi perusahaan,
yang biasanya dijadikan sebagai pembatas terhadap jumlah produksi yang akan
dihasilkan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:[18]
v
Permintaan. Jumlah permintaan konsumen dapat
diperkirakan dengan cara-cara seperti yang telah dipaparkan pada bab mengenai
aspek pasar dan pemasaran di depan.
v
Kapasitas. Jumlah permintaan hanya dapat
disediakan berdasarkan pada kapasitas yang dimiliki oleh sumber daya yang
tersedia, terutama SDM.
v
Suplai bahan. Biasanya, jumlah bahan yng tersedia
terbatas, bukan hanya jumlah, akan tetapi juga kesinambungan penyediaan, usia
bahan, dan fluktual harganya.
v
Modal kerja. Kemampuan modal kerja dalam membiayai
produksi hendaknya tersedia sesuai dengan kebutuhannya.
- Rencana Pengendalian Persediaan Bahan Baku dan Barang Jadi
Persediaan
barang dalam kegiatan proses jasa biasanya digunakan untuk mengantisipasi
permintaan konsumen yang meningkat secara tajam ataupun utnuk menghadapi
kemungkinan berkurangnya suplai bahan baku agar proses jasa tidak terganggu. Jumlah
persediaan barang hendaknya sesuai dengan kebutuhan, janga terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Untuk mengendalikan hal seperti ini memerlukan manajemen
persediaan. Manajemen persediaan barang ada 2 macam, yaitu yang permintaannya
bersifat independen, dimana permintaan bahan tidak tergantung pada produksi
barang lain; dan yang bersifat dependen, dimana sifat permintaan barang yang
tergantung pada jumalah suatu produk yang dibuat.[19]
Dalam bisnis jasa bahan yang
digunakan lebih sedkit dibandingkan bisnis manufaktur, walaupun demikian,
manajemen persediaan tetap penting untuk dikaji. Hal-hal yang perlu dikaji
antara lain adalah:[20]
§
Penentuan jumlah Order. Menentukan jumlah order setiap kali pesanan secara sederhana
dapat menggunakan bermacam-macam model. Seperti model Economic Order Quantity (EOQ), serta model-model operation research lainnya.
§
Safety stock. Secara sederhana, penetuan
jumlah barang persediaan untuk pengamanan ini perlu dianalisi agar ia tidak
berlebih atau kurang.
§
Inventory System. Suatu cara untuk menentukan
bagaimana dan kapan suatu pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan barang.
Pada dasarnya ada dua cara, yaitu sistem reorder
point dan sistem periodic.
Bahan baku, Pembantu dan Pendukung
Lainnya
Agar dapat bekerja dengan lancar proyek
membutuhkanbahan baku, pembantu dan bahan pendukung operasi pabrik dalam jumlah
tertentu. Bahan-bahan tersebut harus dapat memenuhi standar syarat teknis
produksi yang ditentukan misalnya standar mutu, serta dapat tersedia dalam
jumlah yang cukup setiap saat diperlukan.[21]
Ø
Bahan baku
dan pembantu
Tersedianya bahan baku dan pembantu
secara konstan dengan harga yang wajar merupakan salah satu syarat agar proyek
dappat beroperasi secara sehat di bidang teknis dan komersial.
Ø
Bahan
pendukung operasi pabrik
Di samping bahan baku dan pembantu,
semua jenis pabrik membutuhkan berbagai macam bahan pendukung operasi
sehari-hari misalnya minyak solar, air, tenaga penggerak dan suku cadang mesin.
Pendirian
Usaha atau proyek yang dekat dengan bahan baku juga mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain supply bahan mentah dapat menjamin kontinuitas
kegiatan usaha, ongkos angkut bahan lebih murah, dan perluasan usaha lebih
mudah untuk dilakukan. Dilihat dari ongkos angkut bahan mentah, apabila jumlah
bahan mentah yang diangkut jauh lebih besar daripada bahan jadi sebagai akibat
proses produksi, lokasi usaha/proyek yang dekat dengan bahan baku lebih
menguntungkan dalam jangka panjang.[22]
Contoh
: apabila lokasi pabrik kertas yang berorientasi pada pasar, keadaan ini bisa
menyulitkan usaha/proyek tersebut diliha dari biaya transportasi maupun
kelancaran supply bahan baku. Jumlah bahan baku yang diangkut jauh lebih
besar daripada jumlah barang jadi. Keadaan ini telah menyebabkan ongkos angkut
bahan mentah lebih besar daripada barang jadi. Dalam waktu lama kesalahan
memilih lokasi akan mempengaruhi aktivitas perusahaan, baik sebagai akibat
sulitnya pengadaan transportasi (ongkos angkut bahan mentah yang lebih besar)
maupun jauhnya lokasi proyek/pabrik dengan bahan baku yang tidak menjamin
kelancaran supply bahan baku karena pengaruh pengangkutan dan
variabel-variabel lainnya.[23]
Berdasarkan
contoh diatas, dekat tidaknya lokasi usaha dengan pasar atau bahan baku
tergantung pada biaya pengangkutan dari bahan mentah dan bahan jadi. Semakin kecil
peranan ongkos angkut, semakin tidak berpengaruh pula faktor pasar dan bahan
baku dalam menentukan lokasi usaha/proyek yang direncanakan.
- Pengawasan Kualitas Produk, Baik Dalam Bentuk Barang Ataupun Jasa
Kualitas
jasa merupakan suatu kesatuan karakteristik tertentu yang menentukan apakah
jasa dapat memenuhi haraan para konsumen. Kualitas dapat dipahami dengan
menggunakan trilogi manajerial, yang meliputi perencanaan, perbaikan, dan
pengendalian. Trilogi yang sama dapat juga di terapkan pada bidang kualitas.[24]
Perencanaan kualitas. Aktifitas ini terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
v
Menentukankan siapa konsumennya
v
Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen
v
Mengembangkan jasa dan kualitas yang sesuai
v
Mengembangkan proses jasa sebagai pedoman bagian
operasi/produksi.
Pengendalian
kualitas. Aktivitas
ini dilakukan pada tahap operasi, langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
v Evaluasi
performansi aktual.
v
Membandingkan performansi aktual dengan sasaran
yang direncanakan.
v Mengambil
tindakan terhadap penyimpangan
Perbaikan
Kualitas. Ketiga
aktifitasa dari trilogi itu ditujukan untuk mencapai tingkat yang lebih baik
dri pada sebelumnya.
C. KESIMPULAN
Aspek
teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan pengoperasiannya setelah proyek
tersebut selesai dibangun. Aspek teknik berkaitan dengan proses produksi,
dimulai dari bagaimana strategi dan perencanaan produksi sampai kepada
kapasitas dan volume produksi. Selain itu, dari aspek teknologi berkaitan
dengan peralatan yang digunakan, seperti mesin, ataupun teknologi yang
mendukung proses produksi serta operasional suatu perusahaan. Tidak hanya itu,
perencanaan letak usaha dan layout juga menjadi bagian dari studi kelayakan
aspek teknik dan teknologi, karena hal tersebut akan menentukan ukuran dari
bangunan yang akan dibangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Husnan,
Suad dan Suwarsono. (1994). Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP AMP
YKPN.
Ibrahim,
Yakob. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Herlianto,
Didit dan Triani Pujiastuti. (2009). Sudi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Umar,
Husein. (2003). Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Soeharto, Imam. (2001). Studi Kelayakan
Proyek Industri. Jakarta : Erlangga.
Siswanto,
Sutojo. (1993). studi kelayakan proyek. Jakarta : PT Midas Surya
Grafindo.
Suratman.
(2001). Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan.
Yogyakarta : J & J Learning.
[1]
Suad Husnan dan Suwarsono. (1994). Studi Kelyakan Proyek. Yogyakarta :
UPP AMP YKPN. Hal. 110
[2]
Yakob Ibrahim. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Hal. 94
[3]
Didit Herlianto dan Triani Pujiastuti. (2009). Sudi Kelayakan Bisnis.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Hal. 19
[4]
Husein Umar. (2003). Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama. Hal. 36
[5]
Ibid
[6]
Ibid hal. 38
[7]
Ibid hal. 38-39
[8]
Imam Soeharto. (2001). Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta :
Erlangga. Hal. 51
[9]
Sutojo Siswanto, (1993). studi kelayakan
proyek. Jakarta : PT Midas Surya Grafindo. hlm 52-53
[10]
Husein Umar, Op. Cit. Hal. 39
[11]
Sutojo Siswanto, Op. Cit. Hal. 50
[12]
Ibid
[13]
Ibid hal. 60
[14]
Suratman. (2001). Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan
Laporan. Yogyakarta : J & J Learning. Hal. 84
[15]
Ibid
[16]
Husein Umar, Op. Cit. Hal. 39-40
[17]
Ibid hal. 41
[18]
Ibid
[19]
Ibid hal. 42
[20]
Ibid hal. 42-43
[21]
Sutojo Siswanto, Op. Cit. Hal. 57-60
[22]
Suad Husnan dan Suwarsono, Op. Cit. hal. 120
[23]
ibid
[24]
Husein Umar, Op. Cit. hal. 43
makasih datanya
ReplyDeletethanks sngat membantu...
ReplyDeleteTerima kasih untuk blognya.. sangat membantu :)
ReplyDeleteBismillah Ijin copy ya
ReplyDeleteKeren kak
ReplyDeleteHalo semuanya, saya ingin Anda tahu bahwa jika Anda di sana mencari siapa yang kami pandu tentang cara berinvestasi dalam mata uang kripto, hubungi kami sekarang whatsapp: +15163602979 untuk info lebih lanjut.
ReplyDeletePerhatikan bahwa kami memiliki penawaran bagus untuk Anda dengan minimum $250 memberikan $2000 atau dengan $1000 memberikan $10,000.00 dalam 7 hari kerja .
Terima kasih.