Sunday, 27 September 2015

KONSEP TIME VALUE OF MONEY DAN ECONOMIC VALUE OF TIME

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
         Keuangan merupakan hal penting dalam kehidupan ekonomi. Ekonomi adalah suatu aktivitas mengelola uang dan modal dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, masalah keuangan ini perlu mendapatkan perhatian secara serius. Keberhasilan pengelolaan keuangan sangat ditentukan oleh prinsip yang digunakan. Islam telah memberikan prinsip-prinsip dasar dalam mengelola uang dan modal, baik untuk aktivitas bisnis maupun investasi.
         Sekarang ini, banyak perkembangan baru yang terkait dalam bidang ekonomi, seperti masalah mata uang, pola transaksi perdagangan, dan sebagainya. sebagaimana perkembangan instrumen keuangan saat ini, kesemuanya merupakan hal baru yang perlu dikaji. Seperti halnya yang terkat dengan pasar modal dan lain sebagainya.
         Perkembangan ekonomi yang berkembang saat ini yang seringkali menjadi pusat perhatian bagi para ekonom muslim yaitu konsep time value of money yang telah digunakan dan diterapkan dibayak aktivitas keuangan saat ini. Konsep time value of money menjadi polemik yang seringkali diperdebatkan, karena dirasa sedikit menyimpang dari syari’ah, dan konsep tersebut perlu diluruskan kembali. Oleh karena itu, para pakar ekonomi islam membuat sebuah pemikiran dan konsep baru tentang uang yakni konsep economic value of time dimana konsep ini memiliki perbedaan pengertian.
         Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kedua konsep diatas dan bagaiamana islam memandang konsep time value of money serta dapatkah konsep time value of money diterapkan dalam keuangan islam.

1.2   Rumusan Masalah
·         Apa pengertian dari time value of money dan economic value of time?
·         Bagaimana kritik terhadap time value of money?
·         Apa perbedaan teori time value of money dan economic value of time?

1.3   Tujuan
·         Untuk mengetahui pengertian dari teori time value of money dan economic value of time
·         Untuk mengetahui kritikan dari ekonom muslim terhadap teori time value of money
·         Untuk mengetahui perbedaan dari teori time value of money dan economic value of time










BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Definisi Time Value of Money dan Economic Value of Time
·         Time value of Money
Dalam ekonomi konvensional time value of money didefinisikan sebagai:[1]
“A dollar today is worth more than a dollar in the future because a dollar today can be invested to get a return”
Maksudnya, uang (dollar) hari ini lebih berharga (bernilai) dibandingkan uang (dollar) dimasa yang akan datang, karena uang yang dipegang hari ini dapat digunakan untuk berinvestasi untuk memperoleh keuntungan.
Menurut ekonom konvensional, ada dua hal yang mendasari konsep time value of money, yakni:[2]
1.       Kehadiran dari Inflasi (Presence of Inflation)
Katakanlah tingkat inflasi 10% per tahun. Seseorang dapat membeli sepuluh potong pisang goreng hari ini dengan membayar sejumlah Rp 10.000,-. Namun bila ia membelinya tahun depan, dengan jumlah uang yang sama, yaitu Rp 10.000,-, ia hanya dapat membeli sembilan potong pisang goreng. Oleh karena itu ia akan meminta kompensasi untuk hilangnya daya beli uangnya akibat infalsi.
2.       Preferensi konsumsi sekarang untuk konsumsi masa depan (preference present consumption to future consumtion)
Bagi umumnya individu, present consumption lebih disukai daripada future consumption. Katakanlah tingkat inflasi nihil, sehingga dengan uang Rp 10.000,- seseorang tetap dapat membeli sepuluh pisang goreng hari ini maupun tahun depan. Bagi kebanyakan orang, mengkonsumsi sepuluh pisang goreng hari ini lebih disukai dari pada mengkonsumsi sepuluh pisang goreng tahun depan. Dengan argumentasi ini, meskipun suatu perekonomian tingkat inflasinya nihil, seseorang lebih menyukai Rp 10.000,-hari ini dan mengkonsumsi hari ini. Oleh karena itu, untuk menunda konsumsi, ia meminta kompensasi.[3]
Konsep nilai waktu uang (time value of money) merupakan salah satu kerangka dasar pemikiran terhadap suatu keputusan dan kebijakan dalam keuangan modern. Dengan arti sederhana dapat dikatakan bahwa uang memiliki nilai waktu. Contohnya uang Rp 1.000.000,- saat ini tidak sama nilainya dengan Rp 1.000.000,- setelah satu tahun mendatang. Seseorang individu yang rasional akan lebih memilih uang sejumlah Rp 1.000.000,- saat ini dibandingkan dengan Rp 1.000.000,- satu tahun lagi.
Alasan penalarannya adalah apabila seseorang menerima Rp 1.000.000,- hari ini, maka ia dapat menginvestasikannya (menabung di Bank atau pada aktiva lainnya) dengan tingkat keuntungan tetap sebesar 10% misalnya, sehingga dia akan mendapatkan uang Rp 100.000,- sebagai bunga selama setahun. Oleh karena itu, Rp 1.000.000,- saat ini setara dengan 1.100.000,- setelah satu tahun kemudian ketika tingkat bunganya 10%. Dengan demikian, uang dianggap memiliki nilai waktu.
Contoh di atas dapat lebih digambarkan dengan bantuan garis waktu (timeline) di bawah ini.

Tahun      0                                                        1


 
Nilai         1.000.000                                                       1.100.000
                      PV                compound rate (10%)               FV

Begitu pula, jika seseorang menerima Rp 1.000.000,- satu tahun dari hari ini, maka nilai tersebut hari ini adalah Rp 909.100,-

Tahun      0                                                         1


 
Nilai         909.100                                                           1.000.000
      PV              discount rate (10%)                     FV

Compoun rate dan discoun rate pada contoh di atas adalah sebutan lain untuk interest rate (tingkat bunga) yang digunakan pada teknik atau proses perhitungan yang berbeda. Compound rate (tingkat majemuk) digunakan ketika menghitung FV (fututre value atau nilai masa yang akan datang), sedangkan discount rate (tingkat diskoto) digunakan ketika menghitung PV (present value atau nilai saat ini). Kedua contoh di atas dapat diperpanjang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan dapat dikembangkan dengan beberapa contoh perhitungan yang berkaitan dengan bagaimana menentukan nilai pada masa mendatang dari jumlah uang tunai hari ini atau dinamakan juga proses pemajemukan dan menentukan nilai hari ini dari sejumlah uang masa depan yang disebut proses pendiskotoan.
Trade off  antara uang tunai sekarang dan pada masa mendatang tersebut antara lain bergantung pada tingkat (rate) tertentu yang dapat diperoleh dengan cara melakukan investasi. Nilai masa depan dari sejumlah arus kas akan menjadi lebih besar dari nilai sekarang mengingat tingkat bunga (compounding atau discounting ) atau nilai waktu uang adalah positif.[4]
·             Economic Value of Time
Dalam pandangan islam mengenai waktu, waktu bagi semua orang adalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam sepekan. Nilai waktu antara satu orang dengan yang lainnya, akan berbeda dari sisi kualitasnya. Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif dan efesien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksanakannya. Oleh karena itu, siapapun pelakunya tanpa memandang suku, agama, dan ras, secara sunnatullah, ia akan mendapatkan keuntungan di dunia.
Di dalam islam, keuntungan bukan saja keuntungan di dunia, namun yang dicari adalah keuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu itu bukan saja harus efektif dan efisien, namun juga harus didasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, keimanan yang tidak mampu mendatangkan keuntungan di dunia berarti keimanan yang tidak diamalkan.
Jika ditarik dalam konteks ekonomi, maka keuntungan adalah diperoleh setelah menjalankan aktivitas bisnis. Jadi barang siapa yang melakukan aktivitas bisnis secara efektif dan efisien, ia akan mendapatkan keuntungan. Namun demikian, ada pertanyaan dasar yang perlu didiskusikan, yaitu apa ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan besar keuntungan yang diramalkan jika dasar interest rate adalah dilarang dalam ajaran islam.

2.2   Kritik Atas Time Value of Money
Definisi Time Value of money yang mengatakan bahwa uang hari ini sangat berharga karena dapat digunakan untuk berinvestasi tidak akurat karena setiap investasi selalu mempunyai kemungkinan untuk mendapat positive, negative, atau no return.
Bagi ekonom konvesional ada dua hal yang menjadi alasan mereka akan konsep time value of money yaitu:
1.           Presence of inflation
2.           Preference present comsumption to future comsumption
Argumen yang pertama tidak dapat diterima karena tidak lengkap kondisinya. Dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan keadaan deflasi. Bila keberadaan inflasi menjadi alasan adanya time value of money, seharusnya keberadaan deflasi menjadi alasan adanya negative time value of money. Katakanlah tingkat deflasi 10% per tahun. Seseorang dapat membeli sepuluh potong goreng pisang hari ini dengan membayar sejumlah Rp 10.000,-, namun bila membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama yaitu Rp 10.000,- ia dapat membeli sebelas pisang goreng. Oleh karena itu, ia akan memberi kompensasi untuk naiknya daya beli uangnya akibat deflasi. Inikah yang berlaku ? ternyata tidak. Hanya satu kondisi yang diakomodir oleh konsep time value of money, yaitu kondisi inflasi, sedangkan kondisi deflasi diabaikan.
·             ketidakpastian retun[5]
         Sebenarnya, dalam ekonomi konvensioanl penerapan time value of money tidak senaif yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidakpastian return yang akan diterima. Bila unsur ketidakpastian menyebut kompensasinya sebagai discount rate. Jadi istilah discount rate lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest rate.
         Jadi dalam ekonomi konvensional, ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainty. Dalam setiap investasi tentu selalu ada probabiliti untuk mendapat positif return, negative return, dan no return.  Adanya probabiliti inilah yang menimbulkan uncertainy (ketidakpastian). Probabiliti untuk mendapatkan negative return dan no return ini yang dipertukarkan ( exchange of liabilies) dengan sesuatu yang pasti yaitu premium for uncertainty.

2.3    Perbedaan Antara Time Value of Money dan Economic Value of Time
Dalam ekonomi syari’ah, penggunaan sejenis discount rate dalam menentukan harga bai’ mu’ajjal (membayar tangguh) dapat digunakan. Hal ini dibenarkan karena: 
1.           Jual beli dan sewa menyewa adalah sektor riil yang menimbulkan economic value added (nilai tambah ekonomis).
2.           Tertahannya hak si penjual (uang pembayaran) yang telah melaksanakan kewajibannya (menyerahkan barang atau jasa), sehingga ia tidak dapat melaksanakan kewajibannya kepada pihak lain.
Begitu pula penggunaan discount rate dalam menentukan nisbah bagi hasil, dapat digunakan. Nisbah ini akan dikalikan dengan pendapatan aktual (actual return), bukan dengan pendapatan yang diharapkan (expected return). Transaksi bagi hasil berbeda dengan transaksi jual beli atau transaksi sewa menyewa, karena dalam transaksi bagi hasil hubungannya bukan antara penjual dengan pembeli atau penyewa dengan yang menyewakan. Dalam transaksi bagi hasil, yang ada adalah hubungan antara pemodal dengan yang memproduktifkan modal tersebut. Jadi, tidak ada pihak yang telah melaksanakan kewajibannya namun masih tertahan haknya. Shahibul maal telah melaksanakan kewajibannya, yaitu memberikan sejumlah modal, yang memproduktifkan modal (mudharib) juga telah melaksanakan kewajibannya, yaitu memproduktifkan modal tersebut. Hak bagi shahibul maal dan mudharib adalah berbagi hasil atas pendapatan atau keuntungan tersebut, sesuai kesepakatan awal apakah bagi hasil itu akan dilakukan atas pendapatan atau keuntungan.

Perbedaan antara interest rate dengan discount rate dalam pandangan ekonomi konvensional dan ekonomi syari’ah[6]
Certainty Return
Uncertainty Return
Ekonomi
Konvensional
Ekonomi
Syari'ah
Ekonomi Konvensional
Ekonomi
Syari'ah

Interest Rate ditentukan oleh:
1.      Preferency current       comcumtion.
2.      Expected inflation.

Keuntungan dalam jual beli/sewa menyewa secara bayar tangguh ditentukan oleh :
1.      Tingkat keuntungan setiap kali transaksi.
2.      Frekuensi transaksi dalam satu periode.

Discount Rate ditentukan oleh:
1.      Preferency current               comcumtion.
2.      Expected inflation.
3.      Premium for uncertanty, dgn kata lain, actual return dipaksakan
harus sama dgn expected return-nya

·        Discount Rate ditentukan atas dasar harapan keuntungan (expected return), dan digunakan untuk menentukan nisbah bagi hasil
·        Bagi hasil yg harus dibayar adalah nisbah bagi hasil dikalikan dengan pendapatan aktualnya ( actual return)
·        Dengan kata lain pendapatan aktual (actual return) tidak harus sama dengan pendpatan yang diharapkan (expected return)

Seperti yang sudah diuraikan diatas, dalam islam tidak mengenal time value of money, yang dikenal adalah economic value of time. Contohnya dalam menghitung nisbah bagi hasil di Bank Syari’ah. Dalam proses penentuan nisbah ini, return on capital harus diperhitungkan. Return on capital ini tidak sama dengan return on money. Return on capital tergantung pada jenis bisnisnya dan berkaitan dengan sektor riil, sedangkan return on money berkaitan dengan interest rate. Penentuan nisbah bagi hasil harus dilakukan diawal, dan untuk itu digunakan projected return. Jika kemudian ternyata actual return dari bisnis yang dibiayai tidak sama dengan angka proyeksinya, maka yang digunakan adalah angka aktual, bukan angka proyeksi. Hal ini menunjukkan bahwa islam tidak mengenal time value of money. Time mempunyai economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return.














BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
         Konsep time value of money merupakan konsep yang menyatakan bahwa uang memiliki nilai waktu. Uang saat ini akan lebih berharga dibandingkan uang dimasa yang akan datang sehingga orang akan lebih menyukai uang saat ini daripada uang dimasa yang akan datang, dengan alasan seperti itulah maka seseorang akan meminta kompensasi atas uang yang ia pinjamkan kepada orang lain.
Pada dasarnya konsep time value of money yaitu penggunaan semacam discount rate dapat digunakan dalam jual beli dan sewa menyewa seperti ba’i muajjal (pembayaran tangguh), dan bukan digunakan dalam menentukan keuntungan dalam hutang piutang karena hal tersebut termasuk riba. Islam memberikan konsep baru tentang uang yaitu konsep economic value of time dimana uang tidak memiliki nilai waktu. Waktu bagi semua orang sama kuantitasnya akan tetapi kualitasnya yang berbeda. Semakin efektif seseorang dalam menggunakan waktu maka akan semakin memiliki nilai. Sehingga tergantung kepada individu dalam memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin agar semakin memilki nilai tinggi.





DAFTAR PUSTAKA

Karim, Adiwarman A. 2011. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, Yogyakarta : CV. Andi Offset
Karim, Adiwarman A. 2014. Ekonomi Makro Islami,  Jakarta : Rajawali Pers
Muhammad, 2004, Dasar-Dasar Keuangan Islami, Yogyakarta : Ekonisia




[1] Adiwarman A. Karim, 2011, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, Hal. 504.
[2] Ibid., 504-505.
[3] Dalam ekonomi konvensional kompensasi ini disebut real interest rate. Berapa besar kompesasi ini ditentukan oleh preferensi terhadap current consumption; semakin besar preferensinya semakin besar kompensasinya. Bila tingkat ekspektasi inflasi ditambahkan atas real interest rate ini, hasil penjumlahan ini disebut nominal interest rate.
[4] Najmudin. 2011 Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, Yogyakarta : CV. Andi Offset, h. 97-98.
[5] Adiwarman A. Karim. 2014. Ekonomi Makro Islami,  Jakarta : Rajawali Pers, h. 113.
[6] Muhammad.  2004.  Dasar-Dasar Keuangan Islami,  Yogyakarta : Ekonisia, h. 101.

3 comments:

  1. terimakasih sangat membantu sekali

    ReplyDelete
  2. Dalam membuat pilihan bisnis, lazim digunakan proyeksi pendapatan dg beberapa alternatif "pilihan". Maka, mau tidak mau, ada acuan forcasting yg digunakan. termasuk Discount Rate dan inflasi, ...

    ReplyDelete